TRANSLATE

Minggu, 22 Januari 2012

Terapi Trauma Lewat Permainan 3D



SEMOGA BERMANFAAT

KERETA MINI KU COLLECTION


Aku tidak takut lagi dengan suntikan," kata Maxim (11 tahun), salah seorang anak yang dilibatkan dalam penelitian untuk merancang penerapan teknologi dunia maya guna merawat anak-anak yang terkena trauma di Rumah Sakit Sante-Justine Montreal, Kanada.

Aplikasi yang digunakan, menurut laporan AFP pada Selasa (2/1), memanfaatkan peralatan medis avatar berwarna-warni yang menyerupai video gim tiga dimensi (3D).
Maka, secara teori, anak-anak bisa membiasakan diri dengan peralatan medis yang menakutkan, seperti jarum suntik, yang selalu ditakuti pada saat melakukan pemeriksaan dan perawatan kesehatan.
Di tangan seorang gadis kecil, jarum suntik akan berubah menjadi buku cerita roket.

Para peneliti juga mencari avatar yang memungkinkan dokter dan perawat untuk melakukan komunikasi dengan anak-anak yang menderita trauma yang disebabkan oleh penyakit atau kecelakaan yang mengerikan.
Kondisi ini biasanya membuat anak tidak merasa nyaman apabila harus bercerita kepada orang dewasa.

Boneka berteknologi tinggi juga dapat dipergunakan untuk membangun kepercayaan diri seorang anak atau membantu mereka untuk kembali bersosialisasi.
Orang lain yang mengendalikan avatar dari ruangan lain bisa meminta anak itu untuk meniru gerakan sebagai bagian dari proses rehabilitasi fisik.

Dengan begitu, indra perangsang dapat dipergunakan untuk membuat korban luka bakar, misalnya, merasa terbungkus dengan balok es.
Gambar tiga dimensi berupa kamar tidur anak di rumah bisa membuat korban melupakan bahwa dia sedang berada di rumah sakit.

"Anda bisa menempatkan seorang anak yang menderita luka bakar di lingkungan kutub dan menembus realita untuk mengurangi rasa sakitnya," kata Patrick Dube, pimpinan tim medis Rumah Sakit Sainte-Justine Montreal, yang juga insinyur perangkat lunak di Masyarakat Seni dan Teknologi.
"Kami tahu bahwa ilusi nalar memiliki efek pada persepsi rasa sakit," sambungnya.

Laboratorium hidup
Sebuah kubah besar yang disebut Satosphere dengan lebar 18 meter juga disiapkan pada ruangan rumah sakit atau "laboratorium hidup" untuk mencoba ide pengobatan model baru tersebut.
Awalnya, ini dirancang oleh tim peneliti untuk memberikan pandangan 360 derajat bagi penonton pada seni multiproyeksi tanpa kacamata 3D. "Gambar bisa dipancarkan melalui beberapa proyektor, menciptakan lingkungan yang terintegrasi, dan bukan hanya di dinding, melainkan juga furnitur di ruangan," kata Dube.

Kubah itu dipuji oleh Presiden Satosphere, Monique Savoie, sebagai "bioskop untuk abad ke-21" yang merupakan kelanjutan dari teater "Circle-Vision"-yang diresmikan pada Pameran Universal dan Internasional Bell Pavilion 1967 di Montreal.
"Kami berkata kepada diri sendiri bahwa sekarang kita memiliki taman bermain untuk menciptakan abad berikutnya," katanya seperti dikutip laman www.timesofmalta.com.
Peralatan lain juga sedang diujicobakan oleh para dokter.
Peralatan medis tersebut akan memiliki bentuk yang fantastis dan bukan mainan yang mengancam.

Tujuan utamanya adalah untuk menerapkan teknologi dan membantu anak-anak mengatasi ketakutan mereka dan menemukan hal-hal tentang diri mereka sendiri.
"Ada potensi yang sangat besar dalam ilmu kami, namun saat ini, kami masih berada pada tahap eksplorasi sangat awal," kata Kepala Departemen Psikiatri Sainte-Justine Patricia Garel.

Di sisi lain, disadari bahwa komunikasi maya dan video gim terkadang memiliki dampak negatif yang berimbas pada sosialisasi anak-anak, terutama bagi yang memiliki kondisi emosional yang rapuh dan bisa berakibat mereka akan menutup diri.
Namun, Garel menegaskan bahwa jika alat-alat digunakan dengan benar, mereka bisa mengukir jalan maya untuk kembali ke kehidupan normal.


Terapi Robotika Ala Singapura

Di Singapura, teknologi robotik yang tersambung ke layar komputer layaknya tayangan video gim Avatar juga telah teruji dapat memulihkan kelumpuhan. Enam bulan lalu, seorang pensiunan pegawai pemerintah bernama Soon Eng Sam (70 tahun) menderita stroke yang melumpuhkan sisi kiri tubuhnya.
Ia terbaring di tempat tidur selama tiga bulan, kemudian memperoleh kembali beberapa fungsi ekstremitas pada sisi yang terkena stroke melalui terapi fisik konvensional. Tapi, sekarang, ia berharap dapat mempercepat pemulihan tubuhnya dengan bantuan gadget baru yang dirancang untuk rehabilitasi yang menyenangkan pasien.

Seorang terapis memandu Soon untuk melakukan gerakan. Ia pun dengan antusias mengangkat tangan kirinya yang dibantu lengan robot untuk menangkap tetesan air virtual dengan cangkir pada monitor warna. Dengan langkah ini, terapis secara tepat mampu memantau kemajuan pasien dan mengalibrasinya.

"Terapi ini tidak begitu membosankan, tidak begitu menyakitkan sebagaimana terapi fisik karena mesin ini membantu saya untuk menggerakkan lengan ke atas dan ke bawah serta lateral," kata Soon Eng Sam setelah sesi selama satu jam terakhir dengan bantuan lengan robot bernama Armeo itu.

Mesin itu adalah salah satu teknologi tinggi yang digunakan di Pusat Terapi Rehabilitasi Lanjutan (CART) yang dilukiskan sebagai fasilitas paling canggih dari jenisnya di Asia. "Robotika mengurangi atau menghilangkan beban fisik pada terapis kami.
Ini menciptakan lingkungan yang menarik dan interaktif yang menawarkan konsistensi dan objektivitas untuk program pengobatan," kata Chan Kay Fei, kepala Rehabilitasi Kedokteran di Tan Tock Seng Hospital, yang dikelola Pemerintah Singapura.

Pasien yang lebih muda, termasuk korban kecelakaan dan orang-orang dengan masalah motorik bawaan, juga dapat memanfaatkan robot terapi dan video gim itu.
Rajan Raju Kankipati (45 tahun), seorang bankir India yang lumpuh dari leher ke bawah setelah ditabrak bus selama perjalanan bisnis ke Prancis Mei 2011, mengatakan, teknologi adalah anugerah bagi orang seperti dia, tetapi faktor manusia masih lebih penting daripada mesin semacam itu.

Enam bulan setelah kecelakaan tersebut, Raju dapat berjalan sendiri, berjabat tangan, dan bahkan melakukan lompat pendek. Ini dirasakannya sebagai sebuah "keajaiban". "Teknologi ini membantu Anda, tetapi terapis telah membuat perbedaan," katanya setelah sesi terapi CART. afp

SEMOGA BERMANFAAT
KERETA MINI KU COLLECTION

Tidak ada komentar:

Posting Komentar